21 April 2018

Emansipasi Kartini Beda dengan Feminisme ala Barat

Setahu saya hanya tiga orang tokoh  di Dunia ini yang diperingati hari kelahirannya.
Nabi Isa, Nabi Muhammad, serta R.A Kartini.

Saya tidak bermaksud mensejajarkan kedudukan antara Kartini dengan nabi Muhammad yang bagi kaum muslimin sebagai  rosul kekasih Allah. Serta Isa yang diyakini sebagai Putra Allah oleh teman-teman Nasrani.

Kartini hanya sebatas putri Bupati Jepara yang diperistri Bupati Rembang dan hanya mau dipanggil Kartini saja tanpa embel-embel Raden Ajeng. Hanya Seorang sederhana tapi mempunyai pemikiran dan keinginan merubah situasi yang terjadi demi kemajuan bangsanya yang terjajah.

Melihat keadaan bangsanya Kartini berfikir bahwa bangsa dan negara ini bisa merdeka dan maju jika generasi bangsa memiliki kepandaian. Generasi bangsa bisa memiliki kepandaian jika ibu-ibu mereka mendidik dengan baik anak-anaknya. Ibu-ibu dapat mendidik anak-anak bangsa jika mereka juga memiliki kepandaian. Oleh sebab itulah perempuan harus mendapat pendidikan.

Konsep ini sesungguhnya adalah sama dengan ajaran agama islam yang dianutnya yaitu ibu sebagai "Madrosatul awwal". Ibu sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibulah yang mendidik anak-anaknya untuk pertama kali.

Kartini melihat bahwa pendidikan bagi anak bangsa manfaatnya tidak hanya sebatas kebutuhan keluarga, tapi lebih daripada itu, ini merupakan kebutuhan bangsa untuk mampu memerdekakan diri dari penjajahan memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Konsep ini sesungguhnya lebih berorientasi kepentingan Nasional daripada sekedar kepentingan pribadi dan kelompok perempuan.

Berbeda dengan gerakan feminisme barat yang dipelopori Marry Wollstonecraft dari prancis. Gerakan feminisme barat yang menuntut persamaan hak di bidang politik, ekonomi dan sosial  bagi perempuan lebih bersifat untuk memperjuangkan kepentingan perempuan itu sendiri.

No comments: