08 February 2015

BANK WAR (WARRIORS OF BANK)

Berakhir sudah bulan desember 2007. Hari-hari yang sangat melelahkan bagi saya dan teman-teman se kantor. Bagaimana tidak lelah kami berkerja hampir tidak ada liburnya kecuali pada saat Idul Adha dan Natal. hari sabtu - minggu bahkan sampai hari terakhir di bulan ini tahun ini, kami masih masuk kerja untuk mengejar target. Banyak sekali target yang kami kejar, baik pencapaian LOAN VOLUME (Volume Pinjaman), REPAYMENT RATE (Tingkat Pengembalian Pinjaman), DAY PAST DUE (Keterlambatan Angsuran), NET PROFIT BEFORE TAX (Profit bersih sebelum pajak), maupun NET PROFIT AFTER TAX (Profit bersih setelah pajak). - saya coba memakai bahasa yang mudah untuk menjelaskan istilah-istilah kami-.

Kami harus berpikir keras, cerdas, dan bekerja keras asal jangan sampai sakit keras - begitu saya kutip jargon dari pimpinan wilayah divisi mikro Bank Danamon untuk wilayah semarang - betapa tidak diawal bulan kami sudah di take over oleh dua bank- kebetulan keduanya nasabah saya- itu artinya loan volume kami berkurang, belum lagi kami harus menahan Run Off (Penurunan Loan Volume karena adanya angsuran) juga menghadapi Write Off (Kredit Macet yang di hapus buku -tapi tidak hapus tagih-) yang semuanya mengurangi Loan Volume.
Pada saat yang sama dari unit lain juga mengalami persoalaan yang sama yaitu : di take over. hari berikutnya ada lagi unit yang juga di take over.

Untuk menaikkan lagi loan volume yang saya miliki, saya melakukan prospek nasabah baru. Dari sekian banyaknya prospek yang saya kunjungi saya mendapat informasi bahwa para marketer bank juga melakukan penawaran kepada mereka.

Rupa-rupanya bank-bank lain juga mengejar pencapaian target pada akhir tahun ini, termasuk bank BUMN. Kami berebut mendapat nasabah. Tampaknya kami mengahadapi persoalan yang sama, kami kekurangan nasabah kredit, sedangkan nasabah yang ada banyak yang "batuk-batuk".

Mengapa hal ini bisa terjadi ? jawabnya cuma 3 kata E K O N O M I Y A N G T E R P U R U K !!!.
ya karena ekonomi Indonesia yang tidak juga bangkit makin membuat orang terjepit !!!. secara mikro ekonomi terasa pada persaingan usaha yang makin ketat, sementara harga-harga kebutuhan yang merangkak naik, sementara daya beli yang meluncur turun. Hal ini sangat berpengaruh terhadap dunia usaha baik usaha yang besar maupun yang mikro.

Karena menurunya aktivitas usaha tentu saja penyerapan kredit modal kerja (Kredit Produktif) juga menurun. Para pengusaha tidak berani mengambil kredit dari bank karena takut tidak bisa mengembalikan, akhirnya mereka yang bisa bertahan dalam usahalah yang menjadi incaran bank-bank, itupun boleh dikatakan orangnya ya itu-itu saja, hanya mereka-mereka itulah yang dianggap layak mendapat kredit modal kerja bank, -tentu bank menghindari resiko yang terlalu besar- hanya mereka lah yang dianggap mampu mengembalikan kredit yang diberikan.

Jadi sebenarnya bukan bank yang tidak mau menyalurkan kredit modal kerja - kami yang di lapangan sering saling berhadap-hadapan perang bunga, perang plafon, perang kemudahan- tetapi sebenarnya dunia usahalah yang tidak mampu menyerap kredit !

Kita lihat saja tahun 2008 yang tringgal beberapa saat lagi . . . . . . . . .Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet !!!!!

No comments: