Kemarin siang seorang teman menelpon katanya mau ngajak rembugan, ku janjikan sore hari bisa ketemu, tapi dia ndak muncul.
Lalu pagi tadi dia menelpon lagi, sekilas dia bilang mau ngajak rembugan untuk membentuk koperasi pasar di daerahku. Kami sepakat malam ini ketemu untuk ngobrol lebih jauh.
"Memulai atau memperbaiki sesuatu lagi". kutukan itu terjadi lagi. Berkali-kali saya, baik sendiri, dilibatkan, melibatkan diri, sengaja atau tidak. Menjadi, atau menjadi bagian dari yang "memulai atau yang memperbaiki".
Sepanjang ingatan saya, saya yang memulai, atau terlibat menjadi bagian dari proses yang memulai atau memperbaiki:
1. Pendirian RSI NU Mayong (on proses)
2. Pembuatan paket Wisata "one day in Mayong" (offroad anventure dengan rute Ari-ari Kartini-Air terjun Suroloyo-Central Keramik Gerabah Mayonglor)-(Proses terhenti)
3. Pendirian Partai Perindo di Kecamatan Mayong (Dipecat sebagai Ketua DPC Mayong)
4. Memperbaiki KSP Pamardi Utomo Cabang Kudus (Dipecat)
5. Memperbaiki Koppas "Mandiri Albarokah" Kedung Jepara (on progres)
6. Memulai Usaha Meubel Online (mengundurkan diri)
7. Bagian dari tim yang Memulai pengembangan STIE TOTALWIN Semarang perubahan dari STIE Mangunkarsa (Mengundurkan diri)
8. Bagian dari Tim yang memulai mengembangkan Akademi Manajemen dan Administrasi Transportasi Udara Yogyakarta (mengundurkan diri)
Mungkin masih ada beberapa lagi yang tidak saya ingat, atau tidak ingin saya sebut. Bisa karena hal itu saya rasa skalanya sangat kecil atau peran saya yang terlalu kecil sehingga tidak layak nama saya disebut.
Ada beberapa keberhasilan menjadikan sesuatu, banyak pula yang mengalami kegagalan.
Entah sampai kapan kutukan "memulai atau memperbaiki" itu harus kembali saya alami. Yang jelas saya menganggap itu semua dimulai ketika saya mendapat jabatan sebagai "Staff Khusus Pengembangan Wilayah" di Prima Learning Center (komunitas orang primagama) yang mengelola Extensi S1 STIE IEU dan D3 AMA Trans Jogyakarta.
Saya ingat apa yang disampaikan Bos saya waktu itu "Kami lihat Mas Munif punya kemampuan Babat Alas membentuk pasar-pasar Baru".
Pertanyaan terbesar dalam hatiku "Jika Aku terus Hanya Kebagihan Memulai atau Memperbaiki, Lha Kapan Aku Menikmati Hasilnya? "
Maaf bukan bermaksud mengaku-ngaku "Iku Aku Sing Mulai". Hanya sebagai catatan self memori. Untuk Instrospeksi diri, Mawas diri, Apakah ada suatu kesalahan yang saya lakukan, apakah hal ini memang sudah pas buat diri saya, atau seharusnya tidak begitu?, apakah perlu saya lakukan perubahan pada diri saya agar kutukan itu berubah? atau saya tetap seperti ini, karena itu memang sudah jalan yang digariskanNya?
Lalu pagi tadi dia menelpon lagi, sekilas dia bilang mau ngajak rembugan untuk membentuk koperasi pasar di daerahku. Kami sepakat malam ini ketemu untuk ngobrol lebih jauh.
"Memulai atau memperbaiki sesuatu lagi". kutukan itu terjadi lagi. Berkali-kali saya, baik sendiri, dilibatkan, melibatkan diri, sengaja atau tidak. Menjadi, atau menjadi bagian dari yang "memulai atau yang memperbaiki".
Sepanjang ingatan saya, saya yang memulai, atau terlibat menjadi bagian dari proses yang memulai atau memperbaiki:
1. Pendirian RSI NU Mayong (on proses)
2. Pembuatan paket Wisata "one day in Mayong" (offroad anventure dengan rute Ari-ari Kartini-Air terjun Suroloyo-Central Keramik Gerabah Mayonglor)-(Proses terhenti)
3. Pendirian Partai Perindo di Kecamatan Mayong (Dipecat sebagai Ketua DPC Mayong)
4. Memperbaiki KSP Pamardi Utomo Cabang Kudus (Dipecat)
5. Memperbaiki Koppas "Mandiri Albarokah" Kedung Jepara (on progres)
6. Memulai Usaha Meubel Online (mengundurkan diri)
7. Bagian dari tim yang Memulai pengembangan STIE TOTALWIN Semarang perubahan dari STIE Mangunkarsa (Mengundurkan diri)
8. Bagian dari Tim yang memulai mengembangkan Akademi Manajemen dan Administrasi Transportasi Udara Yogyakarta (mengundurkan diri)
Mungkin masih ada beberapa lagi yang tidak saya ingat, atau tidak ingin saya sebut. Bisa karena hal itu saya rasa skalanya sangat kecil atau peran saya yang terlalu kecil sehingga tidak layak nama saya disebut.
Ada beberapa keberhasilan menjadikan sesuatu, banyak pula yang mengalami kegagalan.
Entah sampai kapan kutukan "memulai atau memperbaiki" itu harus kembali saya alami. Yang jelas saya menganggap itu semua dimulai ketika saya mendapat jabatan sebagai "Staff Khusus Pengembangan Wilayah" di Prima Learning Center (komunitas orang primagama) yang mengelola Extensi S1 STIE IEU dan D3 AMA Trans Jogyakarta.
Saya ingat apa yang disampaikan Bos saya waktu itu "Kami lihat Mas Munif punya kemampuan Babat Alas membentuk pasar-pasar Baru".
Pertanyaan terbesar dalam hatiku "Jika Aku terus Hanya Kebagihan Memulai atau Memperbaiki, Lha Kapan Aku Menikmati Hasilnya? "
Maaf bukan bermaksud mengaku-ngaku "Iku Aku Sing Mulai". Hanya sebagai catatan self memori. Untuk Instrospeksi diri, Mawas diri, Apakah ada suatu kesalahan yang saya lakukan, apakah hal ini memang sudah pas buat diri saya, atau seharusnya tidak begitu?, apakah perlu saya lakukan perubahan pada diri saya agar kutukan itu berubah? atau saya tetap seperti ini, karena itu memang sudah jalan yang digariskanNya?
No comments:
Post a Comment