12 March 2018

G. TRESNO JALARAN SOKO KULINO

Lanjutan rangkaian tulisan ngupoyo upo cara jowo


"Cinta karena terbiasa" unen-unen ini pasti sering kita dengar.

Ya dengan terbiasa sebagian orang menjadi cinta.

Apakah ini berlaku hanya pada orang jawa?  Dengan tegas saya jawab tidak.

Dalam film Beauty and the beast dapat kita lihat betapa putri cantik jelita berubah dari takut, benci, menjadi cinta pada si buruk rupa.

Cinta itu datang ketika suatu saat dia tidak lagi "diganggu" oleh si buruk rupa.

Dia merasa sepi, merasa kosong, dia merasa hampa, karena hari itu si buruk rupa tidak nongol. Dan dia merasa rindu pada gangguannya, tiba-tiba dia ingin si buruk selalu hadir di dekatnya. Dia rindu akan kehadiran si buruk rupa itu.

Dan akhirnya merekapun sama-sama jatuh cinta. Dari benci jadi cinta. "Gething nyanding".

Dari film ini menunjukkan bahwa masyarakat di luar Jawa pun meyakini akan adanya "tresno jalaran soko kulino".

Lantas apa kaitannya dengan Bisnis?

Untuk membuat pasar menjadi cinta pada sebuah produk lantas menjadikannya setia/loyal, maka caranya dengan "dikulinakno"-dibiasakan.

Seorang pencinta punya keunikan, dimanapun, kapanpun, dia selalu menyebut dan membicarakan keunggulan kekasih hatinya.

Demikian sebaliknya, jika seseorang selalu mendengar nama seseorang, selalu mendengar pembicaraan tentang keunggulan orang tersebut, maka orang itupun lama-lama bisa jatuh cinta pad a orang tersebut.

Secara tidak sadar bahwa dalam benaknya tertanam citra baik dari orang tersebut. Sehingga dalam benaknya tidak ada orang sebaik dan sesempurna orang tersebut dan ini membuat ia jatuh cinta.

Bukan hanya orang. Jika kita diperdengarkan lagu yang sama setiap saat, sadar atau tidak kita menjadi hafal dan ikut menyanyikannya.

Dalam bisnis, dengan diperdengarkan, diperlihatkan, dan diperbincangkan tiap saat melalui iklan, akan membuat orang/calon konsumen/pasar, selalu ingat nama/merk produk tersebut.

Secara tidak sadar baginya merk tersebut adalah merk terbaik. Dan dalam hatinya sudah tertanam benih-benih cinta pada merk/nama tersebut.

Jika yang diingat adalah merk produk tersebut maka pada saat dia ada kebutuhan, dia akan membeli produk dengan merk tersebut.

Tantangannya adalah bahwa ekspektasi dari calon konsumen pasti tinggi. Baik dari ketersediaan barang di pasar serta manfaat dari produk yang ditawarkan.

Jika ternyata apabila jauh panggang daripada api, bisa membuat calon konsumen tersebut kecewa.

Apa yang dicitrakan minimal sama dengan manfaat yang ditawarkan suatu merk produk.

Ya semoga dengan terbiasa membaca tulisan saya anda menjadi jatuh cinta dan setia pada tulisan saya.

Berlanjut. ...

No comments: