Dalam media sosial diperbincangkan pernyataan ulama saudi yang menyatakan bahwa bumi tidak berotasi dan matahari serta bulan mengelilingi bumi.
Beliau mengandaikan pesawat dari arab mau ke china maka ketika pesawat naik ke udara dan diam di tempat maka ketika pesawat itu turun maka langsung sampai di china jika bumi berotasi (berputar pada sumbunya.
beliau juga mengutip ayat-ayat dalam Al Qur'an :
"dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang maha besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, maka serta merta mereka dalam kegelapan (yasin 37)
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah keterapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (yasin 38).
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (yasin 39)
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (yasin 40)"
Banyak yang mendukung dengan menelan bulat ayat-ayat tersebut sebagai sebuah kebenaran mutlak dari Allah.
Banyak juga yang memberi pengertian bahwa ada pengaruh gravitasi sehingga contoh pesawat diam di atas akan sampai ke tempat tujuan itu tidak tepat.
Mengapa kembali ada pemikiran bahwa bumi itu menjadi pusat tata surya seperti pemikiran jaman dulu ?.
Dalam pengamatan saya, ini bisa terjadi karena ada tiga respon manusia atas ayat-ayat Allah dalam Alquran. Allah menyuruh kita berfikir tentang tanda-tanda keberadaanNya dengan menunjukkan kekuasaanNya. Dengan memahami kekuasaannya maka semestinya manusia menjadi yakin akan keberadaan Allah.
Saya sependapat dengan Prof Abu Suud, ada tiga jenis respon manusia atas perintah berfikir dari Allah tersebut :
1. ada yang tidak berfikir dan tidak mau menerima
2. ada yang berfikir tetapi tidak mau menerima
3. ada yang tidak berfikir tetapi langsung menerima
Sebagian besar umat Islam masuk kelompok ketiga. Tidak berfikir tetapi langsung menerima.
Mengapa demikian?
Selama ini di kalangan umat Islam dibentuk dikotomi bahwa antara Ilmu Agama dengan Ilmu pengetahuan umum itu beda dan bertolak belakang. Ilmu Agama untuk memperdalam pengetahuan agama dan untuk meningkatkan keimanan seseorang sedangkan ilmu pengetahuan umum hanya demi kepentingan duniawi yang cenderung dapat membawa manusia ke arah kesesatan.
Hal yang sama dirasakan seprang teman, dia merasa ketika sekolah di Aliyah ilmu umum dipinggirkan sedang ilmu agama diutamakan.
Saya fikir, untuk dapat Berfikir memperdalam mengenai kebesaran dan kekuasaan Allah tentulah tidak cukup dengan hanya mempelajari Ilmu Nahwu, Sorof, dan Balagoh.
Diperlukan Ilmu lain untuk mendalami tanda-tanda kekuasaan Allah seperti dalam ayat di atas. Ilmu tersebut adalah Ilmu Alam.
Dalam Ilmu Alam diperoleh penjelasan dari hasil pemikiran Galileo bahwa bumi itu bulat, berputar pada porosnya sehingga muncul siang (daerah yang terkena sinar matahari, malam yang tidak terkena sinar matahari). Bulan mengelilingi bumi, dan bumi mengelilingi matahari.
Saat teori ini disampaikan ke masyarakat, galileo di cap gila oleh Gereja. Bahkan dia sampai dihukum mati karena teori tersebut.
Tetapi ketika Ilmu Alam dipelajari lebih dalam maka diperoleh penjelasan, bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, matahari yang merupakan salah satu bintang di langit bergerak dalam jalurnya dalam galaksi bima sakti bersama jutaan bintang lainnya, dan bima sakti hanya satu dari sekian galaksi di jagat raya.
Karena adanya pergerakan di Jagat Raya tersebut muncullah perhitungan waktu yang disebut tahun kosmik. dan menurut perhitungan tahun kosmik, konon nabi Isa baru lahir 5 detik yang lalu...
SubhanAllah....
MasyaAllah
betapa maha besar Allah...
kita bisa mengetahui kebesaran kekuasaan Allah dengan belajar IPA. dengan demikian akan mempertebal iman kita pada Allah. Mungkin seandainya Galileo ketemu Al Qur'an yang berisi perintah Allah untuk berfikir tentang kekuasaanNya maka saya menduga Galileo akan beriman pada Allah.
Memang Ilmu Pengetahuan umum kebenarannya relatif, tidak mutlak, karena memang Allah memerintahkan berfikir, jadi sangat mungkin terbuka kebenaran-kebenaran baru.
Tetapi dalam pemikiran saya Ilmu Pengetahuan Umum sangat diperlukan. Selain dapat membantu mempertebal iman jika telaah lebih dalam, juga akan dapat membantu kita dalam ritual ibadah juga dalam hal muamalah.
Sebagai contoh :
karena ilmu pengetahuan yang dimiliki, orang mampu membuat kertas, tinta dan alat cetak sehingga kita bisa membaca AlQuran dari muskhaf. Bahkan saat ini sudah Ada AlQuran digital.
dengan ilmu fisika dan teknik orang menciptakan pesawat terbang untuk mengantar orang pergi haji.
Dalam hal melaksanakan kewajiban zakat misalnya, diperlukan kemampuan akuntansi untuk menghitung dengan lebih tepat berapa harta sesungguhnya yang harus dizakati
Untuk bermuamalah misalnya, memang sudah ada aturan syariah yang mengatur, akan tetapi mengapa ekonomi syariah baru berkembang sekarang ? karena baru dewasa inilah orang yang berpengetahuan syariah juga menguasai ilmu ekonomi dan managemen, menggabungkan, mengkombinasikan, meramu antara ilmu ekonomi dengan fiqih. Sehingga terciptalah sebuah ekonomi dengan penerapan aturan syariah di dalamnya. Dan ketika sistem ini teruji dapat melawan krisis ekonomi tahun 97-98 di Indonesia orang ramai-ramai menciptakan lembaga-lembaga bisnis berbasis syariah.
Meskipun belum dapat dilaksanakan secara murni, karena masyarakat belum terlalu akrab dengan model baru ini. Saya yakin dengan kemampuan managemen mereka suatu saat nanti ekonomi syariah yang ideal dapat terlaksana.
Dari sini dapat kita lihat betapa ilmu umum juga penting dalam mendukung keimanan seseorang serta ibadah seseorang. Akan tetapi juga yang perlu diingat ketika terlalu asyik belajar ilmu umum jangan lantas juga lupa ilmu agama. Ini terjadi di masyarakat kita, sebaliknya banyak yang menafikan ilmu agama. Banyak orang tua yang memaksakan anak-anak mereka ikut les di sana sini, tetapi tidak menyuruh anak mereka ngaji. Mereka takut anak mereka bodoh di sekolah dan dapat nilai ulangan yang buruk.
Masyarkat yang seperti ini tidak faham bahwa sealin kemampuan kognfitif (otak/iq) anak juga butuh kemampuan afektif (sikap/eq) serta kemampuan spiritual (sq).
Kemampuan ESQ ini diperoleh dari pendidikan agama.
jadi mari ajak anak sekolah di pagi hari, ngaji di sore/malam hari.
Selain pergaulan lebih luas anak juga akan terjaga dari pergaulan yang tidak benar.
Jangan khawatir anak menjadi bodoh karena ini. Bukankah banyak Ilmuwan besar dari Islam ?
Beliau mengandaikan pesawat dari arab mau ke china maka ketika pesawat naik ke udara dan diam di tempat maka ketika pesawat itu turun maka langsung sampai di china jika bumi berotasi (berputar pada sumbunya.
beliau juga mengutip ayat-ayat dalam Al Qur'an :
"dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang maha besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, maka serta merta mereka dalam kegelapan (yasin 37)
Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah keterapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (yasin 38).
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (yasin 39)
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (yasin 40)"
Banyak yang mendukung dengan menelan bulat ayat-ayat tersebut sebagai sebuah kebenaran mutlak dari Allah.
Banyak juga yang memberi pengertian bahwa ada pengaruh gravitasi sehingga contoh pesawat diam di atas akan sampai ke tempat tujuan itu tidak tepat.
Mengapa kembali ada pemikiran bahwa bumi itu menjadi pusat tata surya seperti pemikiran jaman dulu ?.
Dalam pengamatan saya, ini bisa terjadi karena ada tiga respon manusia atas ayat-ayat Allah dalam Alquran. Allah menyuruh kita berfikir tentang tanda-tanda keberadaanNya dengan menunjukkan kekuasaanNya. Dengan memahami kekuasaannya maka semestinya manusia menjadi yakin akan keberadaan Allah.
Saya sependapat dengan Prof Abu Suud, ada tiga jenis respon manusia atas perintah berfikir dari Allah tersebut :
1. ada yang tidak berfikir dan tidak mau menerima
2. ada yang berfikir tetapi tidak mau menerima
3. ada yang tidak berfikir tetapi langsung menerima
Sebagian besar umat Islam masuk kelompok ketiga. Tidak berfikir tetapi langsung menerima.
Mengapa demikian?
Selama ini di kalangan umat Islam dibentuk dikotomi bahwa antara Ilmu Agama dengan Ilmu pengetahuan umum itu beda dan bertolak belakang. Ilmu Agama untuk memperdalam pengetahuan agama dan untuk meningkatkan keimanan seseorang sedangkan ilmu pengetahuan umum hanya demi kepentingan duniawi yang cenderung dapat membawa manusia ke arah kesesatan.
Hal yang sama dirasakan seprang teman, dia merasa ketika sekolah di Aliyah ilmu umum dipinggirkan sedang ilmu agama diutamakan.
Saya fikir, untuk dapat Berfikir memperdalam mengenai kebesaran dan kekuasaan Allah tentulah tidak cukup dengan hanya mempelajari Ilmu Nahwu, Sorof, dan Balagoh.
Diperlukan Ilmu lain untuk mendalami tanda-tanda kekuasaan Allah seperti dalam ayat di atas. Ilmu tersebut adalah Ilmu Alam.
Dalam Ilmu Alam diperoleh penjelasan dari hasil pemikiran Galileo bahwa bumi itu bulat, berputar pada porosnya sehingga muncul siang (daerah yang terkena sinar matahari, malam yang tidak terkena sinar matahari). Bulan mengelilingi bumi, dan bumi mengelilingi matahari.
Saat teori ini disampaikan ke masyarakat, galileo di cap gila oleh Gereja. Bahkan dia sampai dihukum mati karena teori tersebut.
Tetapi ketika Ilmu Alam dipelajari lebih dalam maka diperoleh penjelasan, bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari, matahari yang merupakan salah satu bintang di langit bergerak dalam jalurnya dalam galaksi bima sakti bersama jutaan bintang lainnya, dan bima sakti hanya satu dari sekian galaksi di jagat raya.
Karena adanya pergerakan di Jagat Raya tersebut muncullah perhitungan waktu yang disebut tahun kosmik. dan menurut perhitungan tahun kosmik, konon nabi Isa baru lahir 5 detik yang lalu...
SubhanAllah....
MasyaAllah
betapa maha besar Allah...
kita bisa mengetahui kebesaran kekuasaan Allah dengan belajar IPA. dengan demikian akan mempertebal iman kita pada Allah. Mungkin seandainya Galileo ketemu Al Qur'an yang berisi perintah Allah untuk berfikir tentang kekuasaanNya maka saya menduga Galileo akan beriman pada Allah.
Memang Ilmu Pengetahuan umum kebenarannya relatif, tidak mutlak, karena memang Allah memerintahkan berfikir, jadi sangat mungkin terbuka kebenaran-kebenaran baru.
Tetapi dalam pemikiran saya Ilmu Pengetahuan Umum sangat diperlukan. Selain dapat membantu mempertebal iman jika telaah lebih dalam, juga akan dapat membantu kita dalam ritual ibadah juga dalam hal muamalah.
Sebagai contoh :
karena ilmu pengetahuan yang dimiliki, orang mampu membuat kertas, tinta dan alat cetak sehingga kita bisa membaca AlQuran dari muskhaf. Bahkan saat ini sudah Ada AlQuran digital.
dengan ilmu fisika dan teknik orang menciptakan pesawat terbang untuk mengantar orang pergi haji.
Dalam hal melaksanakan kewajiban zakat misalnya, diperlukan kemampuan akuntansi untuk menghitung dengan lebih tepat berapa harta sesungguhnya yang harus dizakati
Untuk bermuamalah misalnya, memang sudah ada aturan syariah yang mengatur, akan tetapi mengapa ekonomi syariah baru berkembang sekarang ? karena baru dewasa inilah orang yang berpengetahuan syariah juga menguasai ilmu ekonomi dan managemen, menggabungkan, mengkombinasikan, meramu antara ilmu ekonomi dengan fiqih. Sehingga terciptalah sebuah ekonomi dengan penerapan aturan syariah di dalamnya. Dan ketika sistem ini teruji dapat melawan krisis ekonomi tahun 97-98 di Indonesia orang ramai-ramai menciptakan lembaga-lembaga bisnis berbasis syariah.
Meskipun belum dapat dilaksanakan secara murni, karena masyarakat belum terlalu akrab dengan model baru ini. Saya yakin dengan kemampuan managemen mereka suatu saat nanti ekonomi syariah yang ideal dapat terlaksana.
Dari sini dapat kita lihat betapa ilmu umum juga penting dalam mendukung keimanan seseorang serta ibadah seseorang. Akan tetapi juga yang perlu diingat ketika terlalu asyik belajar ilmu umum jangan lantas juga lupa ilmu agama. Ini terjadi di masyarakat kita, sebaliknya banyak yang menafikan ilmu agama. Banyak orang tua yang memaksakan anak-anak mereka ikut les di sana sini, tetapi tidak menyuruh anak mereka ngaji. Mereka takut anak mereka bodoh di sekolah dan dapat nilai ulangan yang buruk.
Masyarkat yang seperti ini tidak faham bahwa sealin kemampuan kognfitif (otak/iq) anak juga butuh kemampuan afektif (sikap/eq) serta kemampuan spiritual (sq).
Kemampuan ESQ ini diperoleh dari pendidikan agama.
jadi mari ajak anak sekolah di pagi hari, ngaji di sore/malam hari.
Selain pergaulan lebih luas anak juga akan terjaga dari pergaulan yang tidak benar.
Jangan khawatir anak menjadi bodoh karena ini. Bukankah banyak Ilmuwan besar dari Islam ?
No comments:
Post a Comment