Setiap saat di bulan Ramadhon hampir selalu kita dengar ceramah dari para ustadz atau ulama tentang besarnya pahala-pahala dari ibadah yg kita jalankan di bulan ini.
Bahkan bukan hanya bulan Ramadhon saja ceramah semacam itu kita dengar, jika kita sodaqoh maka akan dilipatkan sekian kali, jika sholat jamaah pahalanya sekian kali, jika begini pahalanya sekian, jika begitu pahalanya segitu.Bahkan lebih parah kita diajari kalau sodaqoh banyak kita bisa kaya
Kita selalu diajari berhitung terhadap apa yang telah kita lakukan, bahkan kita diajari perhitungan dengan Tuhan, tapi disi lain kita diajari untuk ikhlas tidak mengharap apapun kecuali ridho Allah.
Dua hal yg saling bertentangan, bagaimana kita bisa ikhlas jika kita juga diajari berhitung.
Kenapa kita tdk diajari bahwa kita melakukan segala sesuatu ibadah adalah untuk mendatangkan manfaat bagi banyak pihak meskipun barangkali kita sendiri tidak merasakan manfaatnya.Mungkin jarang
Mengapa kita tdk diajari jadilah seperti lilin merelakan dirinya dibakar untuk memberi terang kepada yang lain.
Kalau mau benar-benar berhitung berapa besar sih pahala kita jika dibanding dengan dosa kita? Saya tdk yakin bahwa jika kita melakukan ritual ibadah selama 23 jam dan tanpa sadar kita melakukan maksiat selama 1 jam, pahala kita akan jauh lebih besar dari dosa kita.
Semisal kita mengaji selama setengah hari ditambah sholat wajib ditambah sholat sunah rowatib ditambah sholat malam separo malam ditambah sodaqoh puluhan juta, tapi kita bergunjing hanya lima menit, tapi mengakibatkan banyak orang menjadi benci terhadap orang yang kita gunjingkan, sehingga orang tersebut menjadi mengalami kesulitan hidup karena dibenci banyak orang, kira-kira besar mana dosa kita dibanding dengan pahala kita seharian tersebut?
Apakah ibadah kita yang menghasilkan banyak pahala sebanding dengan rahmat Allah yang diberikan kepada kita? Rasanya sangatlah jauh perbandingannya.Apakah sodaqoh kita bisa membeli kekayaan dari Allah? seperti pesugihan saja : dengan tumbal tertentu bisa dapat kekayaan.
Maka sangatlah tidak pantas rasanya kita menghitung pahala ibadah kita karena Allah sdh menganugerahinya kita rahmat yang tidak terhitung banyaknya, sementara kita berbuat seolah -olah masih menuntut Allah memberi pahala banyak atas ibadah kita yang tidak seberapa besar.
Sungguh kita tidak tahu malu jika berbuat begitu. Pahala hanya rangsangan yang diberikan Allah agar kita mau dekat padaNya dan tidak mendekatkan diri serta menghamba pada yang lain yang bisa membuat kerusakan pada kita. Pancingan pahala adalah sebuah bentuk panyelamatan Allah atas kerusakan yang akan menimpa kita jika kita menghamba yang lain.
Jika kita menghamba pada jabatan, pada uang, pada kemaksiatan, pada kenikmatan dunia saja maka rusaklah kita. Oleh sebab itu sekali lagi pahala hanya bentuk kasih sayang Allah sebagai pancingan bagi kita untuk menyelamatkan kita dari kerusakan.
Marilah kita berbuat kebaikan tanpa menghitung pahala, tapi demi kebaikan kita semua semoga apa yang kita lakukan Allah meridzoi, dan benar-benar bisa mendatangkan manfaat bagi banyak pihak.
Bahkan bukan hanya bulan Ramadhon saja ceramah semacam itu kita dengar, jika kita sodaqoh maka akan dilipatkan sekian kali, jika sholat jamaah pahalanya sekian kali, jika begini pahalanya sekian, jika begitu pahalanya segitu.Bahkan lebih parah kita diajari kalau sodaqoh banyak kita bisa kaya
Kita selalu diajari berhitung terhadap apa yang telah kita lakukan, bahkan kita diajari perhitungan dengan Tuhan, tapi disi lain kita diajari untuk ikhlas tidak mengharap apapun kecuali ridho Allah.
Dua hal yg saling bertentangan, bagaimana kita bisa ikhlas jika kita juga diajari berhitung.
Kenapa kita tdk diajari bahwa kita melakukan segala sesuatu ibadah adalah untuk mendatangkan manfaat bagi banyak pihak meskipun barangkali kita sendiri tidak merasakan manfaatnya.Mungkin jarang
Mengapa kita tdk diajari jadilah seperti lilin merelakan dirinya dibakar untuk memberi terang kepada yang lain.
Kalau mau benar-benar berhitung berapa besar sih pahala kita jika dibanding dengan dosa kita? Saya tdk yakin bahwa jika kita melakukan ritual ibadah selama 23 jam dan tanpa sadar kita melakukan maksiat selama 1 jam, pahala kita akan jauh lebih besar dari dosa kita.
Semisal kita mengaji selama setengah hari ditambah sholat wajib ditambah sholat sunah rowatib ditambah sholat malam separo malam ditambah sodaqoh puluhan juta, tapi kita bergunjing hanya lima menit, tapi mengakibatkan banyak orang menjadi benci terhadap orang yang kita gunjingkan, sehingga orang tersebut menjadi mengalami kesulitan hidup karena dibenci banyak orang, kira-kira besar mana dosa kita dibanding dengan pahala kita seharian tersebut?
Apakah ibadah kita yang menghasilkan banyak pahala sebanding dengan rahmat Allah yang diberikan kepada kita? Rasanya sangatlah jauh perbandingannya.Apakah sodaqoh kita bisa membeli kekayaan dari Allah? seperti pesugihan saja : dengan tumbal tertentu bisa dapat kekayaan.
Maka sangatlah tidak pantas rasanya kita menghitung pahala ibadah kita karena Allah sdh menganugerahinya kita rahmat yang tidak terhitung banyaknya, sementara kita berbuat seolah -olah masih menuntut Allah memberi pahala banyak atas ibadah kita yang tidak seberapa besar.
Sungguh kita tidak tahu malu jika berbuat begitu. Pahala hanya rangsangan yang diberikan Allah agar kita mau dekat padaNya dan tidak mendekatkan diri serta menghamba pada yang lain yang bisa membuat kerusakan pada kita. Pancingan pahala adalah sebuah bentuk panyelamatan Allah atas kerusakan yang akan menimpa kita jika kita menghamba yang lain.
Jika kita menghamba pada jabatan, pada uang, pada kemaksiatan, pada kenikmatan dunia saja maka rusaklah kita. Oleh sebab itu sekali lagi pahala hanya bentuk kasih sayang Allah sebagai pancingan bagi kita untuk menyelamatkan kita dari kerusakan.
Marilah kita berbuat kebaikan tanpa menghitung pahala, tapi demi kebaikan kita semua semoga apa yang kita lakukan Allah meridzoi, dan benar-benar bisa mendatangkan manfaat bagi banyak pihak.
No comments:
Post a Comment