Mungkin keimananku hanya sekedar sebuah idealisme tentang kecintaan pada negeri ini. Harapan tentang kemakmuran sebuah bangsa yang katanya sudah merdeka lebih dari setengah abad.
Orde lama : betapa harga-hraga tinggi tiada tara, sandang pangan serba susah.
Orde baru ibarat balon, tampak mengembang tapi hanya berisi angin doang dan ketika tersentuh ujung jarum langsung meletus.
Orde reformasi yang semakin morat-marit.
Bangsa dan negeri ini butuh pemimpin yang bisa memrintah dengan adil bijaksana serta amanah.
Dalam anganku, muncul pemimpin itu pada masaku. Tetapi jika pun tidak , dia akan muncul pada masa generasi anakku, oleh karena nya kutitipkan harapanku itu pada nama anakku.
Apalah arti sebuah nama ? demikian orang barat berpendapat. Tak peduli sebuah nama bergelar ; Sir, Don, Raden, Romo, Kyai, Haji, Profesor, ataupun berbaptis, yang penting adalah bagaimana kepribadian dan perilaku orang itu.
Orang Jawa menganggap nama adalah tetenger, (tanda) bahwa orang yang begini diarani (dikatakan) sebagai Si "HO"
Orang Islam berkeyakinan bahwa nama adalah sebuah doa.
Saya berharap munculnya pemimpin yang adil bijaksana serta amanah pada masaku, tetapi kalaupun tidak, semoga dia akan muncul pada masa anakku.
syukur-syukur justru anakku yang bisa menjadi pemimpin itu. Paling tidak dia punya kepribadian dan perilaku dari pemimpin yang adil bijaksana serta amanah itu, sehingga orang tidak hanya mengenal bunyi dari rangkaian huruf namanya, tetapi sekaligus mendoakannya, serta nengeri kepribadian dan perilakunya yang adil bijaksana dan amanah. sehingga dia di-ARANI : "WICAK TITAH NARENDRA"
Orde lama : betapa harga-hraga tinggi tiada tara, sandang pangan serba susah.
Orde baru ibarat balon, tampak mengembang tapi hanya berisi angin doang dan ketika tersentuh ujung jarum langsung meletus.
Orde reformasi yang semakin morat-marit.
Bangsa dan negeri ini butuh pemimpin yang bisa memrintah dengan adil bijaksana serta amanah.
Dalam anganku, muncul pemimpin itu pada masaku. Tetapi jika pun tidak , dia akan muncul pada masa generasi anakku, oleh karena nya kutitipkan harapanku itu pada nama anakku.
Apalah arti sebuah nama ? demikian orang barat berpendapat. Tak peduli sebuah nama bergelar ; Sir, Don, Raden, Romo, Kyai, Haji, Profesor, ataupun berbaptis, yang penting adalah bagaimana kepribadian dan perilaku orang itu.
Orang Jawa menganggap nama adalah tetenger, (tanda) bahwa orang yang begini diarani (dikatakan) sebagai Si "HO"
Orang Islam berkeyakinan bahwa nama adalah sebuah doa.
Saya berharap munculnya pemimpin yang adil bijaksana serta amanah pada masaku, tetapi kalaupun tidak, semoga dia akan muncul pada masa anakku.
syukur-syukur justru anakku yang bisa menjadi pemimpin itu. Paling tidak dia punya kepribadian dan perilaku dari pemimpin yang adil bijaksana serta amanah itu, sehingga orang tidak hanya mengenal bunyi dari rangkaian huruf namanya, tetapi sekaligus mendoakannya, serta nengeri kepribadian dan perilakunya yang adil bijaksana dan amanah. sehingga dia di-ARANI : "WICAK TITAH NARENDRA"
No comments:
Post a Comment