Mumpung belum kehilangan moment karena ini masih bulan syawal menurut penanggalan hijriyah. Sedang menurut penanggalan masehi ini masih bulan oktober.
Berkaitan dengan dua penanggalan inilah saya berkisah.
Seperti biasa menjelang akhir bulan saya dikejar-kejar setoran angsuran untuk kredit mikro yang telah dicairkan. Hari itu saya nagih seorang nasabah saya yang punya usaha bordir,
"Wah bagaimana ya pak saya bingung, jawab gimana. duit saya sudah habis untuk bayar pekerja, untuk keperluan lebaran dan sebainya."
"Lho bukankah lebaran panennya usaha konveksi seperti bapak?"
"Biasanya begitu pak, tapi tahun-tahun terakhir ini tidak."
"Maksudnya?"
"Biasanya tagihan saya di pasar-pasar lebaran seperti ini lunas semua dan saya dapat keuntungan yang lumayan. tapi tahun sekarang tagihan saja tidak ada yang lunas."
"Kok bisa?"
"Saingan ketat antar suplyer produsen seperti saya.semua banting-bantingan harga untung kecil tidak mengapa yang penting laku, tapi nyatanya pembeli sepi."
"Rencana saya nunggu panen ternak ayam ini untuk ngangsur."
"Iya kalau selamat, kalau kena flu burung semua?"
"Itulah pak saya bingung."
"Diusahakan pak pinjam temannya untuk ngangsur bulan ini nanti kalau panen ternak ganti bayar pinjaman bapak di temannya"
"Ya saya usahakan pak."
Rupanya tidak bapak itu saja yang mengeluh soal sepinya pasar, Kufa teman saya dia juga punya usaha kecil sekali. Berjualan aksesoris imitasi. Saya tanya berapa omset dia saat lebaran ini, jawabnya sepiiiiii cuma 9jt padahal tahun kemarin bisa 22jt. "Bukan tahun kemarin tapi tahun 2004" koreksi ku, karena aku turut mencatat keuangan usaha dia. " tahun 2005 omset 19 jt, tahun 2006 11jt, dan sekarang cuma 9jt, wah ngeri !! "
"Jangankan kita, Departement store tempat kita sewa tempat untuk jualan saja, menurut informasi managernya juga mengalami penurunan omset yang drastis."
"Entah kenapa ekonomi semakin susah !"
Berkaitan dengan dua penanggalan inilah saya berkisah.
Seperti biasa menjelang akhir bulan saya dikejar-kejar setoran angsuran untuk kredit mikro yang telah dicairkan. Hari itu saya nagih seorang nasabah saya yang punya usaha bordir,
"Wah bagaimana ya pak saya bingung, jawab gimana. duit saya sudah habis untuk bayar pekerja, untuk keperluan lebaran dan sebainya."
"Lho bukankah lebaran panennya usaha konveksi seperti bapak?"
"Biasanya begitu pak, tapi tahun-tahun terakhir ini tidak."
"Maksudnya?"
"Biasanya tagihan saya di pasar-pasar lebaran seperti ini lunas semua dan saya dapat keuntungan yang lumayan. tapi tahun sekarang tagihan saja tidak ada yang lunas."
"Kok bisa?"
"Saingan ketat antar suplyer produsen seperti saya.semua banting-bantingan harga untung kecil tidak mengapa yang penting laku, tapi nyatanya pembeli sepi."
"Rencana saya nunggu panen ternak ayam ini untuk ngangsur."
"Iya kalau selamat, kalau kena flu burung semua?"
"Itulah pak saya bingung."
"Diusahakan pak pinjam temannya untuk ngangsur bulan ini nanti kalau panen ternak ganti bayar pinjaman bapak di temannya"
"Ya saya usahakan pak."
Rupanya tidak bapak itu saja yang mengeluh soal sepinya pasar, Kufa teman saya dia juga punya usaha kecil sekali. Berjualan aksesoris imitasi. Saya tanya berapa omset dia saat lebaran ini, jawabnya sepiiiiii cuma 9jt padahal tahun kemarin bisa 22jt. "Bukan tahun kemarin tapi tahun 2004" koreksi ku, karena aku turut mencatat keuangan usaha dia. " tahun 2005 omset 19 jt, tahun 2006 11jt, dan sekarang cuma 9jt, wah ngeri !! "
"Jangankan kita, Departement store tempat kita sewa tempat untuk jualan saja, menurut informasi managernya juga mengalami penurunan omset yang drastis."
"Entah kenapa ekonomi semakin susah !"
No comments:
Post a Comment